Amir Jazirah Arab yang Tak Tergantikan
Judul : KING
FAISAL, Raja Saudi Pelayan Umat Penentang Imperialisme
Judul Asli : Faishal
Al-Azhim
Penulis : Amin
Said
Penerjemah : Muhammad
Ihsan, Lc, M.Si
Penerbit :
Pustaka Al Kautsar Jakarta
Cetakan :
Pertama, Januari 2014
Ukuran : 14.5 X
21 cm (soft cover)
Tebal : xxiv
+ 322 halaman
No. ISBN :
978-979-592-6610
Beberapa saat yang lalu kita baru saja
kehilangan salah satu pemimpin berpengaruh dunia, Raja Arab Saudi, Abdullah bin
Abdul Aziz alu Saud (semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni
dosa-dosanya dan menerima amal shalihnya). Yang kemudian langsung digantikan
oleh sang putra mahkota yang tidak lain adalah adik Raja Abdullah, Pangeran
Salman bin Abdul Aziz alu Saud. Banyak pihak berharap besar dari pembaiatan
Pangeran Salman sebagai pemimpin baru Kejaraan Arab Saudi. Banyak diantara
mereka yang merindukan sosok pemimpin yang anti kolonial, anti Zionis Israel
dan tentu saja anti Amerika. Mereka merindukan sosok mujahid dan mujaddid hebat
yang pernah diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala di masa lalu selayaknya
Raja Faisal bin Abdul Aziz alu Saud rahimahullah.
Raja Faisal bin Abdul Aziz alu Saud rahimahullah
adalah sosok pemimpin yang meninggalkan beragam jejak kebaikan dan pengabdian
bagi orang lain di sekitarnya. Beliau tak hanya dikenang oleh rakyat Kerajaan
Arab Saudi saja, tetapi juga dikenang oleh seluruh kaum Muslimin dari berbagai
belahan dunia. Karena beliau tak hanya dianggap sebagai pemimpin bagi bangsanya
saja, namun juga pemimpin bagi seluruh umat Islam saat itu. Beliau tak hanya
peduli terhadap perkembangan Arab Saudi sebagai kerajaannya, tetapi juga
dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli terhadap nasib kaum Muslimin di
mana saja berada di seluruh penjuru dunia.
Buku yang menceritakan tentang sosok
Raja Faisal rahimahullah ini berjudul “KING
FAISAL, Raja Saudi pelayan umat penentang imperialisme”.
Merupakan terjemahan
dari sebuah buku berbahasa Arab dengan judul asli “Faishal
Al-Azhim”. Ditulis oleh Amin Said, seorang jurnalis asal Laziqiyah Suriah
yang juga pernah bergabung dalam Pasukan Khilafah Utsmaniyah di Turki. Dalam
bidang sejarah, penulis juga telah menelurkan banyak buku istimewa selain buku
ini, diataranya “Pemberontakan terbesar bangsa Arab”, “Raja-raja kaum
muslimin modern dan negara-negara mereka”, “Hari-hari Bagdad” dan masih
banyak lagi buku lain yang jumlahnya tidak kurang dari 40 buku.
Buku
yang berisi biografi Raja Faisal rahimahullah ini terdiri
dari delapan bab. Bab I berisi tentang biografi singkat Raja Faisal; Bab II
menerangkan tentang jabatan-jabatan terpenting yang pernah dipegang oleh Raja
Faisal; Bab III menuliskan kiprah sang raja dalam berbagai kunjungan dan
muktamar; Bab IV tentang kekuasaan yuridis kerajaan; Bab V berisi tentang
pembaiatan Pangeran Faisal sebagai Raja; Bab VI menulis capaian-capaian
pemerintahan baru; Bab VII tentang proyek-proyek perbaikan; dan Bab VIII berisi
pidato-pidato Raja Faisal.
Dalam buku ini dituliskan banyak
kiprah Raja Faisal rahimahullah yang pada akhirnya dikenang oleh kaum Muslimin dan dunia Islam. Beliau
adalah sosok pemimpin yang tak bisa memejamkan mata dan tak mampu tidur
nyenyak, jika masih ada kaum Muslimin yang teraniaya, tertindas, di berbagai
belahan penjuru dunia. Karena itu, beliau sangat peduli terhadap nasib kaum
Muslimin di berbagai negara; Palestina, Rusia, China, Afrika, Filipina,
Thailand, Indonesia dan lain sebagainya.
Kepedulian beliau tak hanya sebatas
kata-kata dan retorika semata, tapi juga diwujudkan dalam bentuk aksi nyata
dengan memberikan berbagai bantuan, melakukan lobi-lobi internasional, bahkan
bersikap tegas dan keras terhadap siapa saja yang melakukan penindasan terhadap
negara-negara kaum Muslimin. Raja Faisal bin Abdul Aziz rahimahullah
juga adalah orang yang sangat peduli terhadap dakwah dan pendidikan. Beliau
memberikan sumbangsih yang sangat besar, baik dari segi materi maupun
pengiriman para da’i untuk berdakwah di negara-negara Muslim yang masih
terbelakang, yang bisa menjadi sasaran empuk misi-misi agama lain.
Dakwah dan pendidikan menjadi salah
satu prioritas proyek perbaikan pada masa kepemimpinan Raja Faisal rahimahullah.
Tercatat kebangkitan pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi,
dari pendidikan guru, pendidikan wanita, pendidikan agama hingga pendidikan
industri dan perdagangan. Beberapa Universitas yang berdiri dan berkembang
pesat pada masa beliau diantaranya adalah King Saud University di Zhahran dan
Riyadh, Universitas Raja Abdul Aziz di Jeddah, Universitas Raja Faisal di
Dammam dan Universitas Islam Madinah Al Munawwarah.
Pada masa kepemimpinan Raja Faisal rahimahullah
juga pernah diselenggarakan berbagai muktamar internasional. Diantaranya
Muktamar Rabithah Alam Islami yang melahirkan banyak keputusan dan rekomendasi
penting terkait dengan penjajahan Zionis Israel atas tanah Palestina. Muktamar
tersebut diantaranya mengajak negara-negara Islam untuk memfasilitasi angkatan
militer demi menjaga kota suci Al-Quds dengan melakukan kerjasama dengan
pemerintah Yordania untuk memperkuat kekuatan kerjasama dan untuk membela kota
Al-Quds dari segala serangan Yahudi. Muktamar juga menyeru negara-negara Muslim
untuk membekali daerah-daerah perbatasan Palestina dengan persenjataan yang
dibutuhkan dan menganggap kejahatan militer Yahudi merupakan kezaliman terhadap
seluruh negara Muslim.
Diantara kiprah internasional yang
sangat membekas di benak kaum Muslimin dunia bahkan hingga sekarang adalah saat
melihat rekaman video berisi pidato yang disampaikan Raja Faisal rahimahullah
saat memimpin utusan Arab Saudi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York
yang dibuka pada tanggal 15 September 1962. Kutipan terjemahan pidato tersebut
dapat dijumpai pada buku ini halaman 299-303.
Diantara kutipan pidato Raja Faisal rahimahullah
dalam rangka membela kemerdekaan Palestina tersebut adalah sebagai berikut,
“Ketika tiba saatnya membicarakan tentang perdamaian dan stabilitas di
Timur-tengah, maka kewajiban kami sebagai bangsa Arab memberitahukan kepada
PBB, bahwa satu-satunya persoalan yang mengancam perdamaian di negara itu tidak
ragu adalah persoalan Palestina.”
Lebih lanjut Raja Faisal rahimahullah
menyampaikan ketegasan beliau tentang Palestina, “Bahwa kami tidak akan pernah
melepaskan atau membiarkan Palestina sebagai negara Arab. Kami akan terus
mengerahkan segala kemampuan untuk mengokohkan bangsa Arab Palestina agar hidup
di tanah mereka dan dapat menikmati kebebasan, kemerdekaan dan mengatur
bangsanya.”
Sikap tegas ini terus ditunjukkan
Kerajaan Arab Saudi pada masa kepemimpinan Raja Faisal rahimahullah.
Dalam Konferensi Besar yang diselenggarakan di Jeddah pada tanggal 5 Juni 1965
M/6 Safar 1385 H, Raja Faisal rahimahullah menjawab pertanyaan tentang
strategi politik pemerintahan beliau terhadap Zionis Israel. Beliau menjawab,
“Sikap Kerajaan Arab Saudi adalah, tidak ada perdamaian dan perjanjian dengan
Israel dalam waktu yang lama atau dalam waktu yang dekat. Seandainya bangsa
Arab semuanya berkumpul untuk melakukan perjanjian atau melakukan perdamaian
dengan Israel, maka kami (Arab Saudi-pen) sungguh akan keluar dari perkumpulan
ini dan tidak ikut serta di dalamnya.”
Melihat isinya yang rinci tentang
kepemimpinan Raja Faisal rahimahullah, buku ini memang sangat layak
untuk dibaca oleh segenap kaum Muslimin. Bahkan sangat sayang untuk dilewatkan
utamanya oleh mereka yang saat ini memangku amanah kepemimpinan umat. Agar
mereka benar-benar bisa meneladani Raja Faisal rahimahullah yang
memposisikan dirinya sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan khadimul
haramain (pelayan dua tanah suci). Sungguh potret keteladanan Raja Faisal rahimahullah
yang dituliskan Amin Said dalam biografi ini sangat patut untuk ditiru oleh
siapa saja yang ingin mengabdikan dirinya pada umat. Semoga Allah Subhanahu
wa Ta’ala merahmati Raja Faisal bin Abdul Aziz alu Saud, semoga Allah Subhanahu
wa Ta’ala merahmati seluruh pemimpin dan para pemegang jabatan yang
menunaikan amanahnya dengan baik dan penuh tanggungjawab hanya untuk meraih
ridha-Nya semata. Wallahul Musta’an [

Tidak ada komentar