Kisah Lucu: Sandal Selen
Jon Koplo
adalah pemuda perantauan asal Demak yang kuliah di salah satu kampus Islam di
Laweyan, Solo, sekaligus menjadi pengasuh di sebuah pondok pesantren terkenal
di Palur, Mojolaban, Sukoharjo. Karena lulusan pondok pesantren, maka ia kerap
diminta warga Palur dan sekitarnya untuk mengajarkan agama, membaca Alquran,
mengisi pengajian, tahlilan, yasinan dan sebagainya. Inilah yang membuat jadwal
Koplo sangat padat dan sering kecapaian. Maka setiap ada waktu kosong selalu
dimanfaatkannya untuk tidur, tidak pandang pagi, siang, sore, maupun malam.
Pada
suatu siang selepas Zuhur, saking capeknya Jon Koplo tidur hingga menjelang
Asar. Setelah bangun ia baru ingat kalau sore itu ada jadwal les privat Alquran
pada anak Bu Lady Cempluk di daerah Jaten. Tanpa banyak cincong, Koplo pun
langsung cuci muka, ganti baju dan langsung ngeblas menuju rumah
muridnya.
Karena
sudah tiba waktu Asar, ia pun tak lupa mampir ke masjid dekat rumah Bu Cempluk
untuk menunaikan salat Asar. Nah, di masjid inilah Koplo baru sadar kalau
sandal kulit yang dipakainya ternyata selen, yang satu hitam, yang
satu cokelat. Bahkan modelnya pun berbeda jauh. Tapi berhubung telanjur basah,
apalagi kalau mau pulang terlalu jauh, akhirnya Koplo nekat menuju ke rumah Bu
Cempluk.
Benar
saja. Begitu membukakan pintu rumah, pandangan Bu Cempluk langsung tertuju ke
arah kaki Koplo sambil tersenyum. Namun belum sempat Bu Cempluk berkata
apa-apa, Koplo langsung menerangkan, “Maaf Bu, tadi saya terburu-buru sampai
tidak melihat sandal yang saya pakai ternyata tertukar dengan ustad yang lain,”
katanya sambil tersenyum malu.
Bu Cempluk cuma bisa mbatin, “Siapa yang tanya?” □ M Nasri Dini, Guru MTs Al-Amin Ponpes Al-Amin Palur, Mojolaban, Sukoharjo
*) Dimuat di Solopos 4 Februari 2012

Tidak ada komentar