Apa yang Dilakukan Anakmu di Masjid?
Madina ini sudah saya ajak ke masjid sejak dia bisa berjalan, sekitar usia satu tahun. Dan sejak itu, ada saja hal yang dilakukannya. Ini beberapa di antaranya:
1. Lari-lari.
Mungkin hampir semua anak seperti ini saat diajak ke masjid, setidaknya yang
saya lihat. Begitu pula Madina. Tapi tidak berlangsung lama. Di awal-awal ke
masjid, sudah saya beri tahu agar tidak lari atau jalan-jalan. Dia tetap
ngeyel. Akhirnya setiap akan lari, selalu saya tarik dengan keras. Tidak sampai
berkali-kali, seingat saya dulu hanya dua atau tiga kali. Dan sejak itu, sama
sekali tidak pernah lari-lari lagi.
2. “Mantuk”.
Nah, yang ini sangat istiqamah. Sejak awal sampai hari ini. Sesaat setelah imam
salam, pasti dia teriak, “Ayo mantuk!” Sampai diperhatikan oleh jamaah lain.
Meskipun begitu tetap kondusif. Saya selalu bilang dua hal: tunggu yang telat
salat sampai selesai dulu, dan berdoa dulu.
3. Menaiki abahnya
Saat rukuk atau sujud,
agenda wajib Madina adalah menaiki abahnya. Dulu bahkan seperti terjadwal:
kalau sujud pertama dia menaiki abahnya dengan tengkurap, kalau sujud kedua
dengan telentang. Beberapa kali saya pegang kakinya agar kepalanya tidak jatuh
dan terbentur lantai. Kadang tangannya berusaha menghindar, dan dia pun
kejedug. Saya biarkan. Alhamdulillah tidak pernah sampai menangis.
4. Memainkan jari dan kepala abahnya
Jari telunjuk kanan
yang menunjuk saat duduk tahiyat, pasti dia berusaha membuatnya tidak menunjuk.
Sebaliknya, tangan kiri yang memegang paha kiri pasti jari telunjuknya dia
tarik agar ikut menunjuk. Begitu pula kepala yang miring ke kanan saat tahiyat akhir,
pasti dia tarik agar miring ke kiri.
5. Menirukan imam
Sekitar usia dua tahun,
dia mulai hafal Al-Fatihah. Dan kalau ke masjid, pasti dia teriak ketika imam
membaca Al-Fatihah, kadang suaranya mengalahkan imam. Dulu sempat ditegur
secara wajar oleh imam karena bacaannya agak mengganggu. Alhamdulillah sekarang
sudah kondusif.
6. Berdoa
Setelah salat, karena
tidak boleh langsung pulang, dia selalu berdoa. Kadang keras. Sampai
diperhatikan para jamaah juga. Di awal-awal dulu banyak yang menengok: “Anak
siapa ini, doanya teriak-teriak?”
7. Pindah masjid
Madina tidak hanya suka
ke satu masjid, tetapi berganti-ganti. Kapan-kapan semoga bisa ditulis juga.
Shalihah terus ya, Nduk… 😊
Tidak ada komentar