Muktamar Gembira: Catatan Seorang Penggembira
Muhammad
Nasri Dini
Penggembira
Muktamar ke-48 di Surakarta
Muhammadiyah
dan Aisyiyah baru saja selesai menggelar Muktamar ke-48 di Surakarta pada 18-20
November 2022 yang lalu. Selain acara offline pada tanggal itu, sebelumnya
Muktamar juga sudah diawali dengan sidang daring pada 5 November 2022. Untuk
memeriahkan Muktamar ada pula kegiatan Muktamar Fair pada 17-21 November 2022.
Artinya kegiatan Muktamar terdiri dari banyak rangkaian yang berhubungan satu
sama lain. Tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan Muktamar pun juga tidak hanya
berpusat di satu tempat saja. Malam Mangayubagyo Muktamar, juga Sidang
Tanwir&Muktamar Muhammadiyah berlangsung di Edutorium UMS, Kartasura
Sukoharjo. Pembukaan Muktamar dilaksanakan di Stadion Manahan, Solo. Sidang
Tanwir&Muktamar Aisyiyah di Gedung Siti Walidah UMS. Muktamar Fair serta
Muhammadiyah Innovation&Technology Expo (MITE) berlangsung di De
Tjolomadoe, Karanganyar. Dan Expo Aisyiyah digelar di halaman Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UMS.
Alhamdulillah
kegiatan dari awal hingga selesai dan terpilih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan
Aisyiyah yang baru untuk periode 2022-2027, secara umum semuanya berjalan
dengan damai, lancar dan khidmat. Singkatnya, Muktamar berlangsung dengan
gembira dan menggembirakan. Tidak hanya warga dan simpatisan
Muhammadiyah-Aisyiyah saja yang bergembira menyambut Muktamar, tapi pemerintah,
aparat keamanan, pengusaha dan para pelaku UMKM, termasuk juga para politisi,
dan semuanya. Pada tulisan sederhana ini penulis akan merangkum semua
kegembiraan itu. Bisa jadi hal-hal yang ditulis adalah remeh. Karena tulisan
ini dibuat oleh seorang penggembira Muktamar, maka disebut dengan ‘Catatan
Seorang Penggembira’.
Warga Muhammadiyah Gembira
Saat
disebut sebagai warga Muhammadiyah, tentu di sana termasuk juga warga Aisyiyah,
termasuk pula simpatisannya. Mereka adalah yang pertama bergembira dengan
pelaksanaan Muktamar ke-48. Bukan hanya bergembira karena kedudukannya sebagai
peserta/anggota. Karena peserta Muktamar, dalam arti yang mengikuti
sidang-sidang muktamar, termasuk yang mempunyai hak untuk memilih para calon
baik dalam tanwir dan muktamar sangatlah terbatas. Anggota Tanwir hanya
berjumlah 200an orang dan anggota Muktamar ‘hanya’ diikuti oleh 2.500an orang.
Sedangkan warga Muhammadiyah yang hadir di Surakarta mencapai jutaan orang. Dan
semuanya dapat berjalan tertib.
Tidak
hanya warga Muhammadiyah di sekitar Solo saja yang hadir, saat itu warga
Muhammadiyah seluruh Indonesia merapat ke Solo. Meskipun tentu dari prosentase
warga di Pulau Jawa mungkin menjadi yang paling banyak hadir. Solo menjadi
lautan manusia terutama pada Sabtu 18 November 2022, karena hari itu digelar
Pembukaan Muktamar di Stadion Manahan. Warga Solo Raya yang meliputi Surakarta,
Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Klaten, Boyolali dan Wonogiri berangkat ke
Stadion Manahan setelah shalat subuh. Ada pula yang berangkat sejak sebelum
subuh. Di luar warga Solo Raya, banyak yang berangkat sejak Jumat, ada pula
yang sejak hari Kamis.
Tidak
hanya orang yang berangkat ke Solo saja yang bergembira. Warga Muhammadiyah di
akar rumput pun, di cabang dan ranting di seputaran Solo Raya juga menyambut
gembira. Mereka sangat antusias untuk menyambut kedatangan saudara-saudaranya
dari seluruh Indonesia. Di Cabang Blimbing di mana penulis tinggal misalnya,
para Pimpinan Ranting Muhammadiyah-Aisyiyah berbondong-bondong mengirim hasil
panennya ke kantor Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) saat diinformasikan bahwa
akan ada penggembira yang singgah di Cabang Blimbing. Mulai dari beras,
sayur-sayuran, hasil kebun, hasil ternak, dll memenuhi kantor PCM. Mungkin di
tempat-tempat lain juga sama, kita bergembira kedatangan saudara dari jauh.
Mereka yang datang boleh tinggal, menginap, makan, minum dan menggunakan segala
fasilitas yang ada secara gratis.
Tidak
hanya di tempat singgah saja, peserta muktamar juga akan menjumpai banyaknya
dapur umum gratis di seputaran tempat muktamar. Seperti halnya KOKAM Cabang
Blimbing yang juga membuka dapur umum di Kartasura Sukoharjo. Selain dapur
umum, KOKAM dan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Blimbing di arena
pembukaan Muktamar juga membagikan makanan gratis. Ada 2000 nasing bungkus,
roti, air mineral, dll, dan semuanya dibagikan secara gratis kepada para
penggembira. Warga Muhammadiyah di Solo Raya seakan-akan seperti kaum Ansor
Madinah yang menyambut Muhajirin dari Makkah. Masyaallah Tabarakallah.
Ajang Silatul ‘Ilmi
Kalau
di arena muktamar ada pembahasan yang ilmiyah mungkin wajar. Tapi tidak semua
penggembira berkesempatan untuk masuk ke arena muktamar karena memang tidak
semua sebagai anggota muktamar. Tapi silatul ‘ilmi ini tidak hanya bisa
didapatkan di panggung muktamar saja. Para penggembira yang hadir dari luar
kota bahkan luar propinsi biasanya sekaligus bisa menimba ilmu dari tuan rumah.
PCM Blimbing dan Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo (PPMIS) di antara yang
berkesempatan berbagi ilmu dengan para pengembira tersebut.
Di
antara penggembira yang singgah di PCM Blimbing adalah Aisyiyah Jakarta,
kemudian Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Muhammadiyah Boarding School
(MBS) Enrekang, Sulawesi Selatan, kemudian PDM dan MBS At Tanwir Mamuju,
Sulawesi Barat. Ada pula PCM Buminabung, Lampung Tengah, disusul oleh PCM
Tanjungsari Medan, Sumatra Utara. Selain itu ada juga PCM Blimbing Malang Jawa
Timur dan SMP Muhammadiyah 2 Malang. Kemudian ada juga dari PWM Sulawesi Tengah
dan PCM Palang Tuban, Jawa Timur. Hari terakhir muktamar, sempat singgah pula
di PPMIS tapi hanya sejenak Ustadz Fahmi Salim dan rombongan dari Al Fahmu
Institute Jakarta. Kebanyakan yang hadir ke Blimbing adalah untuk belajar
tentang pengelolaan pesantren. Karena di sini ada PPMIS dan sesepuhnya KH.
Yunus Muhammadi yang memang sudah menjadi rujukan secara nasional. Ada pula
yang belajar tentang pengelolaan organisasi Muhammadiyah.
Yang
unik dari para pemburu ilmu ini adalah, ada di antara mereka yang tidak hanya
belajar ke satu tempat saja. Misalkan MBS Mamuju yang datang ke PCM Blimbing,
karena mereka membawa rombongan kepala sekolah mulai dari PAUD, SD hingga SMA,
SMK maka ilmu yang diburu pun juga sebanyak-banyaknya. Pagi harinya mereka
sudah ke perguruan Muhammadiyah Al-Kautar di Kartasura Sukoharjo, siangnya ke
PCM Blimbing Sukoharjo, sorenya ke Perguruan Al Islam Surakarta, dan esok
paginya berkunjung ke MBS Yogyakarta. Sungguh luar biasa. Hal ini mungkin tidak
hanya dilakukan oleh PDM Mamuju saja. Semuanya demi memajukan pendidikan
Muhammadiyah di daerahnya.
Muktamar dan Kegembiraan Ekonomi
Penulis
tidak mengatakan kebangkitan ekonomi, karena kesannya terlalu ‘wow’. Tapi
memang pada perhelatan muktamar ini ekonomi sangat menggeliat. Tidak hanya
pelaku ekonomi besar saja seperti perhotelan dan biro wisata, tapi juga
menggembirakan pelaku UMKM. Bayangkan saja, menurut Rektor UMS Prof. Sofyan
Anif selaku ketua panitia penerima, hotel-hotel di Solo dan sekitarnya sudah
dibooking untuk para peserta dan sebagian penggembira sejak dua tahun yang
lalu. Saat pembukaan, kita bisa menyaksikan sendiri Solo banjir manusia. Parkir
bus besar juga ada di mana-mana. Artinya para pengusaha biro perjalanan juga
mendapatkan berkah dari muktamar ini.
Selain
itu ada pula para pelaku UMKM, pedagang kecil merata di mana-mana, dan semuanya
laris. Di arena Muktamar Fair juga dipenuhi dengan para pelaku UMKM. Hari
pertama penulis sekeluarga sempat datang ke sana dan ‘tumpah ruah’ pengunjung,
sampai bergerak saja susah. Di hari terakhir penulis datang lagi ke Muktamar
Fair, dagangan hampir ludes, yang tersisa pun juga diobral agar habis. Semoga
benar-benar menjadi berkah untuk mereka. Selain UMKM, para pengemudi ojek juga
kebanjiran order. Panitia bahkan membentuk sebuah kelompok tukang ojek dengan
nama Ojekmu. Hal ini untuk mempermudah mobilitas para penggembira untuk
mengunjungi tempat-tempat muktamar yang memang terpisah. Setelah muktamar
selesai, di media sosial bahka ada candaan dari para pelaku ekonomi kecil dan
menengah tersebut, agar muktamar diselenggarakan setiap pekan. Hal ini tentu
karena keuntungan luar biasa yang mereka dapat selama penyelenggaraan muktamar.
Muktamar Menggembirakan Politisi
Pepatah
mengatakan, ada gula ada semut. Tampaknya ini juga pepatah yang pas untuk
menggambarkan Muktamar ke-48. Jutaan warga Muhammadiyah yang berkumpul di Solo
sebagaimana gula yang menarik kedatangan para semut benama politisi. Pada
deretan pejabat ada Presiden Ir. Joko Widodo, Ketua DPR yang dedengkot PDIP
Puan Maharani, Wakil Ketua MPR yang petinggi PKS Hidayat Nur Wahid, Menteri
BUMN Erick Tohir, Menteri Perdagangan juga Ketum PAN Zulkifli Hasan, Menteri
Pertahanan juga Ketum Gerindra Prabowo Subianto, dan Gubernur Jateng Ganjar
Pranowo. Tidak hanya para pejabat negara yang hadir, tapi juga para pimpinan
partai politik, selain petinggi partai yang menjadi pejabat negara yang
disebutkan sebelumnya, hadir pula di antaranya Ketum PPP Mardiono, Ketum PKS H.
Ahmad Syaiku, dll.
Para
penguasa daerah di seputar Solo pun juga tidak ketinggalan turut bergembira
dengan pelaksanaan Muktamar ini. Di antaranya adalah Bupati Klaten Sri Mulyani
dan Bupati Karanganyar Drs. H. Juliyatmono, M.M yang menggratiskan semua tempat
wisata di daerahnya bagi para penggembira muktamar. Pemkab Klaten juga
menghimbau para pelaku kuliner di Klaten agar tidak ngepruk (jawa:
menaikkan harga) bagi pengunjung penggembira muktamar.
Muktamar Bersih
Alhamdulillah
Muktamar ke-48 berlangsung bersih. Bersih dari sisi konotatif maupun denotatif.
Seluruh arena tempat digelarnya agenda-agenda muktamar relatif bersih dari
sampah. Karena selain warga Muhammadiyah yang sadar untuk membuang sampah pada
tempatnya, panitia juga menerjunkan 800 lebih relawan kebersihan yang tersebar
dan bekerja setiap hari. Selain bersih dari sampah, menurut kesaksian para
peserta muktamar alhamdulillah juga berlangsung bersih, dari intrik-intrik
politik, dari politik uang, dan hal-hal kotor lainnya.
Mungkin
ini sebagian kecil yang bisa penulis catat sebagai penggembira Muktamar. Yang
terlewat, bisa dicatat oleh yang lain. ‘Ala kulli hal… Selamat untuk
terpilihnya Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah yang baru untuk periode
2022-2027. Semoga berkah dan amanah, dapat membawa Muhammadiyah dan Aisyiyah
menjadi lebih baik. Wallahul Musta’an.
*) Tulisan ini sebelumnya dimuat di Majalah Tabligh edisi No. 12/XX | Jumadil Ula 1444 H / Desember 2022 M


Tidak ada komentar