Khutbah Jumat: Pintu Surga Terakhir
Muhammad Nasri Dini
Wakil Ketua Majelis Tabligh PDM Sukoharjo
– Jateng
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ
لِلهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا
اللهُ
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
اللّهُمَّ
عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً،
وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Jamaah Hafizhakumullah…
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan kita nikmat iman, sehat, dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.
Tema khutbah kita kali ini adalah tentang pentingnya berbakti kepada kedua orang tua. Kedua orang tua merupakan anugerah terbesar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang pantas untuk selalu kita syukuri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَضٰى
رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ
اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ
لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapak.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang baik." (QS. Al-Isra [17]: 23)
Jamaah Hafizhakumullah…
Ketika kita membaca ayat di atas, kita memahami betapa
agungnya perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk berbuat baik kepada
kedua orang tua. Mari kita bahas beberapa hal terkait dengan berbakti kepada
kedua orang tua.
Pertama,
Kewajiban Berbakti
Berkat kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita diberikan kedua orang tua sebagai pembimbing dalam hidup. Mereka adalah sosok yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita. Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu hak yang paling besar yang mereka miliki atas kita. Sebaliknya, sangat besar bahaya durhaka kepada kedua orang tua. Bukti besarnya dosa perbuatan ini adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan hak-Nya sendiri lalu diikuti menyebutkan hak kedua orang tua dalam ayat-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. An Nisa [4]: 36)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا
أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟ -ثَلَاثًا- قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُوْلَ
اللهِ، قَالَ: اَلْإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ
“Maukah aku kabarkan kepada kalian mengenai dosa-dosa
besar yang paling besar? Beliau bertanya ini 3x. Para sahabat mengatakan: tentu
wahai Rasulullah. Nabi bersabda: syirik kepada Allah dan durhaka kepada orang
tua.” (HR. Bukhari – Muslim)
Jamaah Hafizhakumullah…
Ketika kita berbakti kepada kedua orang tua, kita
tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga mengikuti teladan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang begitu lemah lembut terhadap orang yang lebih tua.
Kedua, Pengorbanan
Tanpa Batas
Banyak di antara kita yang mungkin belum sepenuhnya menyadari pengorbanan yang telah diberikan oleh kedua orang tua. Mereka mungkin telah rela melepaskan waktu, tenaga, dan bahkan mimpi mereka demi kebahagiaan dan kesuksesan kita. Oleh karena itu, berbakti kepada mereka bukanlah sesuatu yang berat, melainkan sebuah bentuk balasan atas pengorbanan tanpa batas yang telah diberikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا
الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ
وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ
الْمَصِيْرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat
baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS.
Luqman [31]: 14)
Ketiga, Kedua
Orang Tua sebagai Pintu Surga
Dalam sebuah hadis yang sangat terkenal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Hal ini menunjukkan betapa besar penghargaan dan kedudukan ibu dalam Islam. Jika kita ingin mencapai surga, maka salah satu kunci utamanya adalah melalui berbakti kepada kedua orang tua kita. Dengan merawat, menghormati, dan mencintai mereka, kita sedang membuka pintu surga di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رَغِمَ
أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ. قِيلَ: مَنْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ
أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.”
Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina)
seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari
keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR.
Muslim)
Keempat,
Cara Berbakti yang Utama
Berbakti kepada kedua orang tua tidak hanya sebatas
memberikan materi atau fisik, melainkan juga dalam bentuk emosional dan
spiritual. Memberikan waktu berkualitas, mendengarkan dengan penuh perhatian,
dan memahami perasaan mereka adalah bentuk-bentuk berbakti yang tak kalah
penting. QS. Al-Isra ayat 23 di atas juga menunjukkan kepada kita bahwa berkata
lemah lembut juga merupakan salah satu bentuk bakti anak kepada orang tuanya.
Jamaah Hafizhakumullah…
Meskipun tetap harus kita sadari, bahwa sebesar apapun perbuatan baik kita kepada orang tua, tetap tidak bisa membalas segala yang telah diberikannya kepada kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ
يَجْزِى وَلَدٌ وَالِدَهُ إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوْكًا فَيَشْتَرِيَهُ
فَيُعْتِقَهُ
“Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya.” (HR. Al Bukhari)
Dari Abi Burdah, ia melihat melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung, “Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh. Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.” Orang itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun setarik nafas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (HR. Al Bukhari)
Jika demikian, bagaimana kita membalas budi baik orang tua? Jika sulit membalas budi baik orang tua, maka jangan lupakan do’a kebaikan untuknya. Doa untuk kedua orang tua juga memiliki dampak yang luar biasa, karena doa anak yang shalih memiliki makna besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ
صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا
تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ
“Siapa saja yang berbuat baik pada kalian, maka
balaslah. Jika kalian tidak bisa membalas kebaikannya, maka do’akanlah kebaikan
untuknya sampai engkau merasa telah membalas budinya.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi, shahih menurut Al Albani)
Kelima, Kesempatan
yang Tidak Terulang
Kehidupan ini singkat, dan waktu yang kita miliki bersama kedua orang tua sangat terbatas. Oleh karena itu, manfaatkan setiap kesempatan untuk berbakti kepada mereka. Jangan menunda-nunda kebaikan, karena mungkin besok sudah terlambat. Ingatlah bahwa setiap momen yang kita habiskan bersama mereka adalah investasi berharga yang akan kita panen di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْوَالِدُ
أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ
احْفَظْهُ
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian
bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ahmad)
Jamaah Hafizhakumullah…
Berkat Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita
diberikan kesempatan untuk memiliki kedua orang tua. Mari kita jadikan setiap
hari sebagai kesempatan untuk berbakti kepada mereka. Semoga Allah Subhanahu
wa Ta’ala senantiasa memberikan kekuatan, kesabaran, dan kebijaksanaan
kepada kita dalam menjalankan peran sebagai anak yang berbakti. Wallahul
musta’an.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
لِلهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ
الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ
بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ،
والعَفَافَ ، والغِنَى
اللهمّ
أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا
وَعَذَابِ الآخِرَةِ
اللَّهُمَّ
أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْ
إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ المُجَاهِدِينَ
فِي فِلَسْطِين
اللَّهُمَّ
انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ المُجَاهِدِينَ
فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَنَا
ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النّارِ.
سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Tidak ada komentar